Pada kesempatan ini sengaja saya mengangkat
sebuah artike yang berttujuan sekedar mengungkap kan unek unek serta
tanpa bermaksud mengkritik atau mendramatisir permasalahan permasalahan
yang ada di negeri ini.
Pada setiap pemilihan pemimpin, khusus nya di negeri
ini, baik itu pemilihan presiden atau gubernur. atau pemilihan Bupati,
Atau bahkan pemilihan Pemimpin - pemimpin lain nya, setiap calon pada umum nya akan
merasa bangga kalau sudah bisa meyakin kan dan menjanjikan kepada masyarakat
nya bahwa : “ jika saya terpilih nanti, saya bakal sanggup mengatasi ini dan
itu. semua persoalan kota, atau di negeri ini dijamin bakal beres di
tangan saya”. Setelah itu, lalu masyarakat akan bertepuk tangan sambil berdecak
kagum, dan penuh pengharapan. Nah, para calon pemimpin yang seperti itu
biasa nya sudah bisa di pastikan bahwa dia lah yang bakal terpilih menjadi
pemimpin nantinya.
Di
berbagai forum, di setiap acara - acara televisi juga banyak
menghidang kan menu - menu yang mengumbar janji. Perdebatan dan persaingan para
calon untuk memikat hati rakyat nya pun banyak di pertonton kan. apakah itu
menghibur? tentu saja, jelas itu sangat menghibur. Tetapi apakah itu juga
mendidik? Dan saya rasa tidak sama sekali. kenapa tidak? Sebab bagi sebagian
masyarakat awam akan mencerna serta mencontoh bahwa, untuk menjadi seorang
pemimpin bukan lah hal yang sulit, yang terpenting adalah punya janji saja
dulu. mendapat kan sambutan tepuk tangan yang meriah serta decak kagum dari
masyarakat itu bisa jadi modal utama bagi para calon pemimpin. sedangkan
di tepati atau tidak, terlealisir atau tidak janji nya itu, itu urusan nanti,
kalau sudah terpilih.
Yang
menjadi pertanyaan nya adalah: tujuan kita ingin menjadi seorang pemimpin
itu apa? Dan niat nya untuk apa? apakah hanya sekedar coba coba? bisa kah saya
menjadi seorang pemimpin atau tidak? Atau, apakah sekedar ingin mencicipi
sebuah jabatan saja, tergiur dengan gajih yang besar, serta fasilitas hidup
yang serba mewah, atau bagaimana? Bahkan pada umum nya janji - janji para calon
pemimpin di negeri ini, baik itu calon presiden atau calon gubernur, atau juga calon
pemimpin - pemimpin lain nya, biasa nya mereka suka membatasi waktu, tentu saja hal itu untuk lebih meyakin
kan hati rakyat nya. Sebagai contoh nya saja begini: dalam seratus hari saya bakal
sanggup begini begini. dalam satu tahun atau dua tahun kedepan saya bakal bisa
mengatasi ini dan itu. Dan kallau dalam rentan waktu yang di tentukan ternyata
janji saya meleset atau tidak tercapai, saya bersedia untuk mengundur kan diri
serta di copot dari jabatan saya sebagai pemimpin. semudah itu kah?
gampang sekali?
No comments:
Post a Comment